Lima Raksasa Eropa Kena Sanksi FFP UEFA: Chelsea dan Barcelona Didenda Fantastis!

Lima Raksasa Eropa Kena Sanksi FFP UEFA: Chelsea dan Barcelona Didenda Fantastis!

Pelanggaran Finansial UEFA 2025 – UEFA kembali menunjukkan taringnya dalam menegakkan disiplin finansial di kancah sepak bola Eropa. Pada Jumat, 4 Juli, badan sepak bola tertinggi di Eropa ini secara resmi mengumumkan sanksi denda bagi lima klub terkemuka, termasuk Chelsea dan Barcelona, atas pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP) untuk periode keuangan 2023 dan 2024. Sanksi ini merupakan bagian dari upaya UEFA yang semakin agresif untuk memperketat regulasi keuangan demi menjaga keberlangsungan finansial klub.

Baca Juga : Sikap Tegas Sporting CP: Viktor Gyokeres Tak Dijual Murah, Lebih Baik dari Rekrutan MU!

Menurut laporan dari ESPN, Chelsea menerima denda yang paling besar, mencapai 20 juta euro (sekitar Rp 381 miliar). UEFA menjatuhkan denda kepada klub London tersebut karena gagal mencapai keseimbangan neraca keuangan. Selain itu, UEFA juga mengenakan denda tambahan sebesar 11 juta euro kepada The Blues karena mereka mengalokasikan lebih dari 80 persen total pendapatannya untuk biaya skuad, termasuk belanja pemain dan gaji.

Sementara itu, UEFA menjatuhkan denda sebesar 15 juta euro (sekitar Rp 285 miliar) kepada Barcelona yang selama ini akrab dengan masalah keuangan. Barcelona berhasil menegosiasikan jumlah denda tersebut, karena potensi awalnya bisa mencapai 60 juta euro. Mereka meyakinkan UEFA bahwa status klub yang dimiliki oleh suporter membatasi kemampuan mereka dalam meningkatkan keuntungan. Meski demikian, juara Liga Spanyol 2024-2025 ini tetap wajib mematuhi aturan keuangan yang ketat demi menghindari sanksi yang lebih berat di masa depan.

Klub Lain yang Terkena Dampak dan Pelanggaran Squad Cost Ratio

Selain Chelsea dan Barcelona, tiga klub besar lainnya juga tidak luput dari sanksi UEFA:

UEFA menjatuhkan denda sebesar 12,5 juta euro (sekitar Rp 238 miliar) kepada Olympique Lyon. UEFA juga mengancam akan menambah denda jika Lyon gagal memenuhi target keuangan yang telah ditetapkan. Klub Prancis ini saat ini menghadapi tantangan finansial yang signifikan.

UEFA mengenakan denda sebesar 11 juta euro (sekitar Rp 209 miliar) kepada Aston Villa. Klub Liga Inggris ini mencoba menghindari pelanggaran yang lebih parah dengan menjual tim wanita mereka. Namun, UEFA menolak mengakui pendapatan dari penjualan aset kepada perusahaan terkait. UEFA menilai langkah tersebut tidak memenuhi aturan Profitability and Sustainability Rules (PSR) Liga Inggris, sehingga tetap menganggap Aston Villa melanggar FFP.

Pelanggaran Finansial UEFA 2025

UEFA menjadikan AS Roma sebagai klub terakhir yang mereka denda, dengan jumlah sebesar tiga juta euro (sekitar Rp 57 miliar). Klub Italia ini saat ini berada di bawah pengawasan ketat UEFA berkaitan dengan kesepakatan penyelesaian yang telah mereka tandatangani sebelumnya pada tahun 2022.

Klub-klub ini umumnya melanggar aturan Squad Cost Ratio (SCR) yang ditetapkan UEFA. Aturan tersebut membatasi pengeluaran skuad—termasuk belanja pemain dan gaji—maksimal 80 persen dari pendapatan klub pada tahun 2024. UEFA akan memperketat batas ini menjadi 70 persen pada tahun 2025. Sanksi ini menjadi pengingat tegas bagi klub-klub Eropa untuk menjaga neraca keuangan mereka agar tetap sejalan dengan regulasi yang ada.

Baca Selengkapnya : Pulang ke Indonesia dengan Seragam Oxford, Marselino Bidik Gelar Piala Presiden 2025