Jakarta – Tim Nasional Indonesia harus menelan kekalahan pahit 2-3 dari Arab Saudi dalam laga Grup B ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang digelar pada Rabu (8/10/2025). Kekalahan ini memicu perdebatan sengit mengenai efektivitas taktik yang diterapkan oleh Pelatih Kepala, Patrick Kluivert, sekaligus menghasilkan momen diplomatik yang tak terduga: permintaan maaf dari pejabat tinggi Kerajaan Belanda.
Strategi Berisiko dari Patrick Kluivert
Dalam pertandingan krusial tersebut, Patrick Kluivert menuai sorotan tajam karena sejumlah pilihan strategisnya yang dinilai tidak efektif dan berujung pada kekalahan Skuad Garuda.
Kluivert memilih formasi 4-2-3-1, namun komposisi pemain yang diturunkan menimbulkan pertanyaan:
Kembalinya Marc Klok: Gelandang senior Marc Klok dipasang sebagai starter bersama Joey Pelupessy di posisi gelandang jangkar, padahal Klok baru kembali mentas di laga resmi timnas sejak Piala Asia 2023.
Eksperimen Lini Belakang: Kluivert melakukan rotasi dengan menempatkan Yakob Sayuri sebagai bek kanan dan memainkan Dean James di bek kiri, menggantikan Calvin Verdonk. Perubahan ini ditengarai mengganggu kestabilan pertahanan.
Absennya Striker Murni: Pilihan paling kontroversial adalah tidak menurunkan striker murni. Kluivert mengandalkan Ragnar Oratmangoen sebagai ‘pemain nomor 9 palsu’ (false nine), didukung oleh Beckham Putra dan Miliano Jonathans di sayap, serta Ricky Kambuaya sebagai gelandang serang (playmaker). Taktik false nine ini gagal membongkar pertahanan Arab Saudi secara konsisten dan membuat lini serang Indonesia kurang memiliki target man yang kuat.
Meskipun Timnas Indonesia mampu mencetak dua gol, taktik risky ini pada akhirnya berujung pada kebobolan tiga gol, memperkecil peluang Indonesia di babak kualifikasi.
Momen Diplomatik yang Viral: Permintaan Maaf David van Weel
Sehari setelah kekalahan itu, suasana politik turut diramaikan oleh respons unik dari Menteri Luar Negeri Kerajaan Belanda, David van Weel.
Dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Jakarta pada Kamis (9/10/2025), Van Weel menyampaikan permintaan maaf yang mengejutkan.
Van Weel membuka sambutannya dengan menyinggung kuatnya ikatan sejarah dan budaya antara kedua negara, termasuk koneksi di dunia sepak bola yang kini terwakili oleh Kluivert, legenda sepak bola Belanda.
“Kemarin, Indonesia memainkan pertandingan penting dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih,” kata Van Weel, menyatakan kebanggaannya atas kontribusi Kluivert dalam pengembangan sepak bola Indonesia.
Namun, di tengah pujian itu, ia menyisipkan permintaan maaf yang disambut tawa hadirin.
“Jika hasil pertandingan kemarin sedikit mengecewakan, permintaan maaf saya sebagai orang Belanda akan hal itu,” ujarnya, mengakui peran sang pelatih yang berasal dari negaranya.
Permintaan maaf santai ini berhasil mencairkan suasana, menunjukkan adanya dimensi lain dalam hubungan diplomatik kedua negara, di mana sepak bola menjadi jembatan informal.
Optimisme di Tengah Keterpurukan
Terlepas dari kekalahan dan permohonan maaf diplomatik, Menlu Van Weel menutup pernyataannya dengan memberikan suntikan optimisme. Ia menekankan bahwa peluang Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026 belumlah tertutup.
Kekalahan ini memang menyakitkan, namun Skuad Garuda harus segera bangkit dan mengevaluasi strategi guna menghadapi sisa laga kualifikasi. Kehadiran Kluivert sebagai pelatih masih membawa harapan besar bagi masa depan sepak bola Indonesia, meskipun ia harus segera menemukan formula taktik yang lebih efektif.