KUALA LUMPUR – Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) berada di bawah sorotan tajam publik dan media setelah Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) menjatuhkan sanksi berat kepada federasi dan tujuh pemain Timnas Malaysia. Sanksi ini dipicu oleh dugaan serius terkait pemalsuan dokumen naturalisasi yang menyangkut silsilah keturunan para pemain tersebut.
Kasus ini mencuat setelah keputusan sanksi resmi FIFA dirilis pada 27 September lalu. Investigasi FIFA menemukan adanya ketidaksesuaian signifikan, di mana kakek atau nenek dari tujuh pemain tersebut terbukti tidak lahir di Malaysia seperti yang diklaim dalam berkas naturalisasi yang diajukan FAM.
Baca Juga : ANAKANGSA Dunia Judi Slot Online: Antara Hiburan Digital dan Peluang Keberuntungan
Para pemain yang kini menghadapi larangan bermain selama satu tahun adalah:
- Hector Alejandro Hevel Serrano
- Gabriel Felipe Arrocha
- Facundo Tomas Garces
- Rodrigo Julian Holgado
- Imanol Javier Machuca
- Joao Vitor Brandao Figueiredo
- Jon Irazabal Iraurgui
Respon FAM yang ‘Bungkam’ dan Janji Badan Independen
Saat dikonfirmasi wartawan mengenai detail silsilah para pemain dan upaya FAM untuk membuktikan keabsahannya, Wakil Presiden FAM, Datuk S. Sivasundaram, tampak kesulitan memberikan jawaban yang tegas dan rinci. Ia menghindari penjelasan terbuka mengenai bukti-bukti yang dimiliki federasi.
“Anda bertanya mengapa kami tidak membuktikan leluhur mereka, kami tidak bisa mengungkapkannya sekarang dan membiarkan kasus ini selesai,” ungkap Sivasundaram, dikutip dari Stadium Astro.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa FAM memilih untuk menahan informasi demi kepentingan strategis penyelesaian kasus. Namun, ia menambahkan bahwa FAM sedang bergerak cepat untuk mencari solusi internal. “Pada saat yang sama, kami sedang membentuk badan independen [untuk menyelidiki kasus ini],” tambahnya. Pembentukan badan independen ini diharapkan dapat memberikan transparansi dan langkah strategis yang lebih kuat dalam menghadapi hukuman yang dijatuhkan FIFA.
Hukuman Berat: Denda Milyaran Rupiah dan Larangan Bermain
Konsekuensi dari pelanggaran yang diduga sebagai pemalsuan dokumen ini sangat memberatkan. Ketujuh pemain tersebut tidak hanya dilarang berpartisipasi dalam kompetisi sepak bola resmi selama satu tahun penuh, tetapi juga diwajibkan membayar denda sebesar 2.000 franc Swiss (sekitar Rp35 juta) masing-masing.
FAM sebagai federasi juga tidak luput dari hukuman finansial yang besar. FIFA menjatuhkan denda sebesar 350 ribu franc Swiss, setara dengan sekitar Rp7,2 miliar (dengan kurs perkiraan saat ini), yang wajib dibayarkan oleh Asosiasi Sepak Bola Malaysia. Sanksi ini memberikan pukulan telak, baik secara integritas Timnas maupun keuangan federasi.
Klaim ‘Kesalahan Teknis’ Staf Administrasi
FAM, melalui keterangan resminya, mencoba meredam dampak skandal ini dengan menyatakan bahwa kasus ini berakar pada kesalahan teknis yang dilakukan oleh staf administrasi federasi saat proses pengiriman dokumen kepada FIFA.
FAM mengklaim bahwa mereka telah menyerahkan dokumen berdasarkan data yang tersedia pada saat pengajuan. Namun, temuan FIFA dengan jelas menunjukkan adanya perbedaan mencolok antara tempat lahir leluhur pemain yang seharusnya menjadi dasar naturalisasi dengan klaim yang tertuang dalam berkas resmi FAM. Alasan “kesalahan teknis” ini kini dipertanyakan, mengingat dampak yang ditimbulkan adalah pemalsuan dokumen keturunan yang berakibat pada sanksi internasional.
Skandal ini memaksa FAM untuk melakukan evaluasi total terhadap proses administrasi dan verifikasi dokumen naturalisasi, demi menjaga kredibilitas dan integritas Timnas Malaysia di mata dunia.